Fashion

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG GURU GEOGRAFI SMAN 1 KABAWO

Materi Geografi Kelas XI KD. 3.1. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 

LETAK, LUAS, BATAS DAN KARAKTERISTIK WILAYAH INDONESIA 

1.  Letak, Luas, dan Batas Indonesia 

 a.  Astronomis Indonesia beserta Dampaknya 

Letak  Astronomis  adalah  letak  suatu  wilayah  yang  ditentukan  berdasarkan  posisi garis  lintang dan garis  bujur.  Berdasarkan  koordinatnya,  letak  astronomis  Indonesia berada  pada 6°  Lintang  Utara  (LU) - 11°Lintang  Selatan  (LS)  dan  95°Bujr  Timur  (BT) - 141° Bujur Timur  (BT). Coba kalian perhatikan gambar berikut! 


Dengan letak astronomis yang berada di lintang rendah yaitu sekitar 6°   LU   -   11°LS  maka dampak yang tejadi di Indonesia adalah terhadap iklim: 

1)  Memiliki  Iklim Tropis,  yang  disebabkan oleh intensitas  penyinaran  matahari  yang stabil selama rata-rata 12 jam per hari sepanjang tahun. 

2)  Rata-rata  curah  hujan  tahunan  yang  tinggi  berkisar  antara  2.000-3.000  mm  /  tahun (meskipun tidak selalu sama). 

3)  Memiliki  sebaran  hutan  hujan  tropis  yang  sangat  luas  dengan  luas  sekitar  109  Juta Hektar  (Walhi,  2003).  Indonesia  berada di  bawah  Brasil  dan  Kongo  dalam kepemilikan  hutan  hujan  tropis  terluas  di dunia.  Hutan  hujan  tropis  menjadi  bagian penting  dalam  menjaga  kondisi  iklim  dunia  sehingga  disebut  paru-paru  dunia  dan juga menjadi habitat dari puluhan ribu spesies flora dan fauna yang sangat beragam di dalamnya. Lebih jelasnya perhatikan gambar berikut
Gambar 3. Curah hujan di Indonesia 
(Sumber: https://hijauku.com/2018/05/15/) 
edangkan dampak letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujur antara 95°BT 
- 141° BT menjadikan Indonesia memiliki 3 (tiga) zona waktu, yaitu sebagai berikut. 
1)  Waktu Indonesia Barat (WIB) GMT  +7 
2)  Waktu Indonesia Tengah  (WITA) GMT +8, dan 
3)  Waktu Indonesia Timur (WIT) GMT  +9. 
Berdasarkan gambar tersebut, masing-masing zona atau wilayah waktu berjarak 15°, sehingga memiliki selisih waktu selama 1 jam. Contoh,  jika di kota Jakarta  yang  termasuk wilayah  Indonesia    Barat  menunjukkan  pukul  07.00, maka  di  kota  Denpasar  waktu menunjukkan  pukul  08.00  WITA.  Sementara  di  kota  Jayapura  waktu  akan  menunjukkan pukul 09.00  karena  masuk ke wilayah Waktu Indonesia Timur.  

b.  Letak Geografis Indonesia beserta  Dampaknya 
 
Secara  umum,  wilayah  Indonesia  berada  di  antara  daratan  benua  Asia  dan  daratan benua  Australia,  juga berada di  antara  perairan  Samudra  Hindia  dan  Samudra    Pasifik. Posisi Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera  tersebut membuat Indonesia adalah salah satu negara dengan posisi paling strategis di dunia. Silahkan kalian perhatikan gambar berikut!
Gambar tersebut menunjukkan Indonesia berada pada posisi silang berada di antara dua  benua  dan  dua samudera.  Dampak  letak  Indonesia  secara  geografis tersebut menjadikan   Indonesia memiliki  keuntungan  dalam  bidang ekonomi,   sosial,  dan  budaya, diantaranya sebagai berikut: 
1)  Aspek  Ekonomi,  Indonesia  berada  di persilangan  kegiatan  ekonomi  dunia.  Negara-negara  Asia  Timur  seperti  Jepang,  Korea  Selatan,  Cina  dan  Taiwan  yang  merupakan negara produsen  komoditas perdagangan dunia  akan  manjadikan  wilayah  Indonesia sebagai wilayah transit dan rute transpotasi perdagangan internasional yang menuju kawasan Asia Tengah, Afrika dan terutama Eropa sebagai area mitra dagang negara-negara Asia  Timur. 
2)  Aspek Sosial, bangsa Indonesia berinteraksi dengan berbagai bangsa di dunia, seperti bangsa-bangsa di Asia dan Australia. 
3)  Aspek  Budaya,  Indonesia  mendapatkan  pengaruh  budaya  dari  budaya  bangsa  di sekitarnya,  sehingga  interaksi  dari  warga  lokal  dengan  warga  asing  yang akhirnya membentuk percampuran budaya dalam bentuk asimilasi bahkan akulturasi budaya. 
 
c.  Luas Wilayah Indonesia 
 
Secara  geografis  lndonesia  terdiri  dari  beribu-ribu  pulau,  luas  perairannya  yang terdiri  dari  laut  territorial,  perairan  kepulauan  dan  perairan pedalaman  seluas  lebih kurang 2,7  juta  kilometer  persegi  atau  sekitar  7O  %  dari  luas  wilayah  NKRI,  sedangkan daratan  seluas  kurang  lebih  1,9  juta  kilometer  persegi.  Di  samping  itu  Zona  Ekonomi Eksklusif  lndonesia  (ZEEI)  seluas  3,1  kilometer  persegi  menambah  luas  wilayah  laut yurisdiksi  nasional  lndonesia  menjadi  5,8  juta  kilometer  persegi.  Oleh  karena  itu lndonesia  adalah  negara  berciri maritim. Hal  tersebut  dilandasi    oleh    upaya    menjaga kedaulatan juga pemanfaatan segala sumber daya yang berasal dari kemaritiman yang ada   di  Indonesia  demi  terciptanya  kemakmuran  dalam  kehidupan  berbangsa  dan  bernegara bagi rakyat Indonesia. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan gambar berikut! 
Bentang wilayah Indonesia yang sangat panjang hampir sebanding dengan bentang beberapa negara terluas di dunia, seperti wilayah negara Rusia, Cina bahkan Amerika Serikat. Bentang Indonesia pun hampir sama dengan bentang wilayah benua Eropa. Hal tersebut dapat Anda perhatikan pada gambar  berikut! 


Berdasarkan gambar dan  tabel perbandingan  luas  wilayah  Indonesia  dengan  negara dan benua di atas, makin menunjukkan bahwa wilayah Indonesia sangatlah luas, sehingga memberikan  konsekuensi  berupa  potensi  dan  tantangan  dalam  menjaga,  mengelola sekaligus mempertahankan eksistensi dari negara Indonesia.

Batas  wilayah  terdiri  atas  dua  jenis,  yaitu  Batas Hukum/Politik  yang  ditetapkan berdasarkan perjanjian dan kesepakatan antaraduanegaraatau lebih, dan Batas Fisik yang ditentukan berdasarkan kenampakan bentang alam (geografis) antar wilayah negara. 
1)  Batas Hukum / Politik 
a)  Treaty  Of  London  (Traktat  London,  1824),  kesepakatan    antara  Belanda  dan Kerajaan Inggris, dalam membagi wilayah kekuasaan. 
b)  Keputusan  Peradilan  Arbitrage  di  Den  Haag  tahun  1928,  menentukan  batas wilayah Indonesia dengan Filipina. 
c)  Ordonasi  1939  (Teritorial  ZEE  en  Maritimr  Kringen  Ordonantie),  pembagian wilayah laut berdasarkan Laut Teritorial dan Laut Pedalaman. 
d)  Deklarasi  Djuanda,  13  Desember  1957,  tentang  lebar  wilayah  laut  territorial dinyatakan 12 mil. Deklarasi Djuanda merupakan pernyataan kepada dunia bahwa laut  Indonesia  adalah  termasuk laut  sekitar,  di  antara,  dan  di  dalam  kepulauan Indonesia,  menyatu  menjadi  satu  kesatuan  kedaulatan  wilayah  Negara  Kesatuan Republik Indonesia. 

e)  Konvensi  Hukum  Laut  Internasional  Tahun  1982,  membagi  jenis  batas  laut berdasarkan  batas  laut  Territorial,  Batas  Landas  Kontinen,  dan  ZEE.  Sehingga wilayah Indonesia seperti terlihat pada gambar 5. Penerapan Batas Hukum / Politik Indonesia dengan negara lain:

c)  Batas Teritorial Udara 
  • Batas  wilayah  udara  Horizontal,  batas  wilayah  yang  sesuai  dengan  batas wilayah  daratan    negara  tersebut,  kecuali  negara berpantai  memiliki  batas udara sejauh 12 mil. 
  • Batas  wilayah  udara  Vertikal,  batas  wilayah  udara  vertikal  hingga  saat  ini masih  menjadi  perdebatan  karena  adanya  perbedaan  klaim  negara  dalam penetapan  batas  vertikalnya.  Indonesia  sendiri  melalui  RUU  Pengelolaan Ruang  Udara  Nasional  menyebutkan  batas  wilayah  udara  vertikal  setinggi 110 km. Amerika Serikat (100 km), Australia (100 km),  Korea  Selatan  (100-110 km), dan Rusia (100-120 km). 
 2.  Batas Fisik 
Indonesia memiliki batas fisik sebagai berikut. 
a)  Utara  :  Daratan  berbatasan  dengan  wilayah  Malaysia  (Sarawak  dan Sabah).  Perairan  dengan  Selat  Malaka,  Laut  Cina  Selatan,  Laut Sulu.
b)  Timur Laut  :   Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain. Perairan berbatasan dengan Palau dan Samudera Pasifik. 
c)  Timur  :   Daratan berbatasan dengan wilayah Papua Nugini. Perairan tidak berbatasan dengan lautan mana pun. 
d)  Tenggara   :   Daratan berbatasan dengan wilayah Timor Leste. Perairan berbatasan dengan Laut Timor. 
e)  Selatan  :   Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain. Perairan berbatasan dengan Samudera Hindia dan perairan Australia. 
f)  Barat Daya  :   Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain. Perairan berbatasan dengan Samudera Hindia. 
g)  Barat  :   Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain. Perairan berbatasan dengan Kepulauan Andaman (india) dan Samudera Hindia. 
h)  Barat Laut  :   Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain. Perairan berbatasan dengan Selat Malaka, dan Laut Andaman. Mengenai  arah  batas  Indonesia,  lebih  jelasnya  silahkan  kalian  lihat  gambar berikut
Wilayah Indonesia yang memiliki batas-batas yang cukup luas dengan wilayah negara lainnya  baik  daratan  maupun  laut  menimbulkan  potensi  konflik  perbatasan  dengan negara tetangga seperti dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Australia, Thailand, Singapura, Filipina, Palau, India dan  Vietnam. 
Beberapa  waktu  lalu di  wilayah  Laut  Cina  Selatan  terjadi  konflik  yang  melibatkan beberapa  negara  yang  berada  di  sekitar  wilayah  tersebut  seperti;  Filipina,  Vietnam, Malaysia,  Brunei,  Indonesia  terhadap  RRT  (China),  yang  secara  sepihak  mengklaim wilayah  Kepulauan  Spratly/Spratly  Islands,  sehingga  negara-negara  yang berada  di sekitar  kepulauan  tersebut  merasa  terancam  secara  kedaulatannya  karena  wilayah perairan mereka merasa diambil alih secara sepihak.  Indonesia  pun terancam kehilangan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sekitar perairan Kepulauan Natuna yang berbatasan  langsung  dengan  perairan  Laut  Cina  Selatan  milik  Vietnam  jika  Kepulauan Spratly secara sah menjadi milik RRT (China).  


Ketegangan  yang  terjadi  di  wilayah Kepulauan  Spratly  tersebut  hendaknya  menjadi perhatian  seluruh  masyarakat  Indonesia,  agar  tidak  terjadi  lagi  peristiwa  lepasnya wilayah  kedaulatan  NKRI  seperti  yang  pernah  terjadi  pada    tahun  2002  ketika  Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan harus diserakan pada Malaysia.  Batas  wilayah  Indonesia  harus  menjadi  prioritas  bagi  seluruh  segenap  masyarakat Indonesia,  sehingga  kita  memiliki  kesadaran  akan  Wawasan  Nusantara  yang  baik. Wawasan  Nusantara  yang  baik  menghadirkan  masyarakat  yang  cinta  tanah  air  dan menciptakan iklim bela negara negara yang kuat. 
 
2.  Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia  
 
Indonesia  merupakan  negara  kepulauan  terbesar  di  dunia  dengan  kekayaan  alam yang  melimpah  dan  letak  yang  sangat  strategis.  Lebih  jelasnya  mari  kita  pelajari  karakteristik wilayah daratan dan peraian Indonesia. Terbentuknya kepulauan Indonesia tidak  terlepas  dari  peristiwa  geologi, diantaranya  terdapat Lempeng-Lempeng  Tektonik yang mengapit wilayah Indonesia, yaitu lempeng    Eurasia,  lempeng  Indo-Australia,  dan lempeng Pasifik, Jalur  Pegunungan  yaitu  Sirkum  Mediterania dan  Sirkum   Pasifik,  serta Jalur patahan.  Lebih jelasnya silahkan lihat gambar berikut. 


Pada gambar tersebut dapat dilihat begitu kompleknya nya penampakan hasil tenaga geologi yang membentuk  kepulauan Indonesia, yang berpengaruh terhadap karakteristik daratan dan perairan di Indonesia. 
 
a.  Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia 
 
Wilayah  daratan  merupakan  bagian  dari  permukaan  bumi yang  tidak  digenangi  air dan  berbentuk  padat.  Wilayah  daratan  Indonesia  memiliki  ciri-ciri  kenampakan  yang berbeda,  dimana  bisa  terlihat  kenampakan  daratan  yang  berupa  pegunungan,  gunung, dataran tinggi, dataran rendah, sungai, dan danau. 
 
1)  Pegunungan 
Seperti  sudah  disinggung  di  atas,  wilayah  daratan  Indonesia  dipengaruhi  oleh  dua sirkum  pegunungan,  yaitu  sirkum  pasifik  dan  sirkum  mediterania.  Selain  itu,  Indonesia memiliki  jumlah  pegunungan  yang  cukup  banyak  misalnya  di  Jawa  terdapat  jalur pegunungan  Dieng, di  pulau  Kalimantan  ada  pegunungan  Meratus,  dan  di  bagian  timur Indonesia  yaitu  pulau  Papua  ada  pegunungan  Jaya  Wijaya.  Pada  umumnya  daerah pegunungan ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai daerah perkebunan.

2)  Gunung 
Indonesia  memiliki  kurang  lebih  100  buah  gunung  api  dengan  tiga  golongan,  yaitu padam (mati), istirahat, dan masih aktif. Gunung-gunung di wilayah daratan Indonesia ini menjadi  bagian  dari  cincin  api  pasifik  (lihat  gambar  11).  Dampak  positif  dari  gunung berapi yang tersebar suburnya tanah di Indonesia, menyebabkan curah hujan yang teratur dan  bisa  dimanfaatkan  sebagai  tempat  berpijak  dan  sumber  kehidupan  bagi  manusia. Namun,  dampak  negative  dari  banyaknya  gunung  berapi  ini  adalah  tingkat  ancaman bencana alam yang cukup tinggi, sehingga mengintai keselamatan masyarakat sekitar. 


)  Dataran Tinggi 
Dataran tinggi yang disebut juga dengan plateau atau plato adalah dataran yang luas terletak pada ketinggian 300-600 meter di atas permukaan laut. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit, sehingga udaranya sangat dingin dan segar.  Dataran tinggi  sebagai  bagian  dari  wilayah  daratan  Indonesia  memiliki  manfaat bagi  manusia,  seperti  untuk  daerah  perkebunan  teh  dan  tempat  singgah  untuk beristirahat.  Ada  juga  beberapa  daratan  tinggi  yang  terdapat  di  Indonesia  misalnya, dataran Charles Louis yang terletak di bagian timur Indonesia yaitu Papua

4)  Dataran Rendah 
Dataran  rendah  merupakan  wilayah  dataran  yang  relatif  datar,  luas  dan  memiliki ketinggian  kurang  dari  200 meter  di  atas  permukaan  laut.  Di  Indonesia,  daerah  dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat  beragam,  sehingga  pemanfaatan  dataran  rendah  diutamakan  untuk  kawasan industry,  pusat  perdagangan,  dan  pemukiman  penduduk.  Seperti  hal  nya  dengan  Kota Jakarta, Surabaya, Pangkalan Bun yang terletak di dataran rendah. 
b.  Karakteristik Wilayah Perairan Indonesia 
 
Wilayah  Indonesia  memiliki  perairan  yang  sangat  luas,  melebihi  luas  daratan, meliputi  2/3  dari  luas  negara  Indonesia,  yaitu  3.257.483 km  persegi.  Hal  ini  merupakan modal Indonesia menjadi poros maritim dunia.Wilayah perairan di Indonesia terdiri atas perairan  darat  berupa  sungai,  danau/  waduk,  dan  rawa,  serta  perairan  laut. Untuk  lebih jelasnya silahkan pelajaro materi berikut. 
 
1)  Sungai 
Sungai  merupakan  bagian  dari  permukaan  bumi  yang  rendah  dan  aliran  air  yang mengalir  dari  dataran  tinggi  menuju  dataran  rendah  dan  bermuara  di  laut.  Sungai  pada bagian  awal  berukuran  kecil  yang bermula  dari  daerah  pegunungan, mengalir ke  tempat yang  lebih rendah  akhirnya  bermuara  di  danau/laut.  Semakin  dekat  ke  arah  laut,  maka semakin  melebar.  Sungai  di  Indonesia  bisa  dimanfaatkan  sebagai  sarana  transportasi, pembangkit listrik, irigasi sawah, perikanan, olahraga, dan rekreasi serta digunakan untuk pengangkutan kayu hasil penebangan dan pasar terapung. 

2)  Danau 
Danau  merupakan  cekungan  daratan  yang  terisi  air.  Danau  dapat  terbentuk  karena letusan gunung berapi atau danau vulkanik seperti Danau Kalimutu, Danau Batur, Telaga Warna,  dan  Danau  Kerinci, danau  tektonik  seperti  Danau  Singkarak,  Danau  Poso,  Danau Towuti,  Danau  Tempe,  dan  Danau  Takengon,  danau  tekto  vulkanik  seperti  Danau  Toba, cekungan bukit kapur yang terisi air atau danau karst seperti Lokva Bengdogede di daerah Gunung  Kidul,  dan  danau  yang  sengaja  dibuat  oleh  manusia  atau  danau  buatan seperti Waduk Jatigede di Sumedang Jawa barat.  Danau terluas di Indonesia adalah Danau Toba di Sumatera Utara. Danau ini terletak 905 meter di atas permukaan laut. Danau Toba merupakan danau terdalam ke-9 di dunia. Danau  ini  merupakan  danau  tipe  vulkanik  kaldera  terbesar  di  dunia. Danau  terdalam  di dunia  adalah  Danau  Matano  di  Sulawesi.  Danau  ini  terbentuk  akibat patahan  tektonik pada  masa  Pliosen.  Danau  Matano  merupakan  danau  terdalam  di  Asia  Tenggara  dan terdalam ke-8 menurut WWF. Hampir di setiap propinsi di Indonesia memilki Danau baik alami atau Danau buatan yang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. 

3)  Laut 
Laut  adalah  kumpulan  air  asin  (dalam  jumlah  banyak  dan  luas)  yang  menggenangi dan  membagi  daratan  atas  benua  atau  pulau-pulau.   Seperti  telah  disampaikan sebelumnya  wilayah  Indonesia  sekitar  dua  pertiganya  merupakan  lautan,  namun kondisinya  kurang  terjaga  sehingga  mudah  mendatangkan  ancaman  sengketa  batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di laut  sampai  dengan  kedalaman  200  meter.  Batas  laut  teritorial  sejauh  12  mil  dari  garis dasar  lurus  dan  perbatasan  laut  zona  ekonomi  ekslusif  (ZEE)  sejauh  200  mil  dari  garis dasar laut.  
Indonesia  merupakan  negara  kepulauan,  yang  memiliki  laut  sangat  luas.  Laut  di Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut; 
a)  Laut Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan laut  secara  positif  (secara  meluas).  Contoh  laut  jenis  ini  adalah  laut  Jawa,  laut Arafuru dan laut Utara. 
b)  Laut  Ingresi,  adalah  laut  yang  terjadi  karena  adanya  penurunan  tanah  di  dasar laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang 
c)  Laut  Regresi,  adalah  laut  yang  menyempit.  Penyempitan  terjadi  karena  adanya pengendapan  oleh  batuan  (pasir,  lumpur  dan  lain-lain)  yang  dibawa  oleh sungaisungai yang bermuara di laut tersebut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.  
Kedalaman laut di wilayah Indonesia berbeda-beda, ada yang dalam maupun dangkal. seperti terlihat pada gambar berikut

Berdasarkan kedalamannya laut di Indonesia tebagi menjadi 4 wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal 
a)  Zona  Lithoral,  adalah  wilayah  pantai  atau  pesisir  atau  shore.  Di  wilayah  ini  pada saat  air  pasang  tergenang  air  dan  pada  saat  air  laut  surut  berubah  menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut. 
b)  Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman  150  m.  Pada  zona  ini  masih  dapat  ditembus  oleh  sinar  matahari sehingga  pada  wilayah  ini  paling  banyak  terdapat  berbagai  jenis  kehidupan  baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau. 
c)  Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara  150  m  hingga  1800  m.  Wilayah  ini  tidak  dapat  tertembus  sinar  matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah Neritic. 
d)  Zone  Abyssal  (wilayah  laut  sangat  dalam),  yaitu  wilayah  laut  yang  memiliki kedalaman  di  atas  1800  m.  Di  wilayah  ini  suhunya  sangat  dingin  dan  tidak  ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas 

Air  laut  rasanya  asin  karena  mengandung  garam.  Di  dalam  laut  terdapat  banyak kehidupan membentuk  ekosistem  laut, antara  lain  tumbuhan  laut,  kerang  dan  beragam jenis ikan yang dapat diolah menjadi makanan dan obat-obatan. 
3.  Teluk 
Teluk  adalah  tubuh  perairan  yang  menjorok  ke  daratan  dan  dibatasi  oleh  daratan pada  ketiga  sisinya.  Oleh  karena  letaknya  yang  strategis,  teluk  banyak  dimanfaatkan sebagai  pelabuhan.  Teluk  adalah  kebalikan  dari  tanjung,  dan  biasanya  keduanya  dapat ditemukan  pada  suatu  garis  pantai  yang  sama.  Karena  Indonesia  memiliki  puluhan  ribu pulau, maka di Indonesia banyak sekali terdapat teluk. 

4.  Selat 
Selat  merupakan  sebuah  laut  sempit  dan  membawa  arus  utama  serta  memisahkan antara  pulau.  Selat  dimanfaatkan  untuk  jalur  transportasi  laut,  bahkan  menjadi  sebuah akses atau jalur strategis masuk ke laut lepas bagi negara- negara lock-land (negara yang tidak memiliki wilayah laut) untuk mendistribusikan hasil sumberdaya ke seluruh dunia.  Bagi  negara  Indonesia  yang  dikenal  sebagai  negara  maritim,  selat  dimanfaatkan  sebagai jalur  angkutan  antar  pulau.  Alat  angkut  yang  biasa  digunakan  adalah  kapal  feri  yang termasuk kapal penumpang.


5.  Samudera 
Samudera  merupakan  laut  yang  sangat  luas.  Samudera  berhubungan  langsung dengan  kedua  kutub  bumi,  yaitu  kutub  utara  (Arktik)  dan  kutub  selatan (Antartika).   Menurut  National  Geographic,  samudera  adalah  tubuh  perairan  asin  yang menutupi  sebagian  besar  planet  bumi.   Samudera  menutupi  hampir  3/4  bagian  bumi. Wilayah  Indonesia  diapit  oleh  dua  samudera  yaitu  Samudera  Pasifik  dan  Samudera Hindia. (lihat gambar 3).





KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 
JALUR, POTENSI DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN  
1.  Perkembangan Jalur Laut di Indonesia  
a. Perkembangan Jalur Transportasi dan Perdagangan di Indonesia Letaknya yang strategis di antara Benua Asia dan Benua Australia, menyebabkan laut di Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional. Keberhasilan perdagangan ini  berkaitan  erat  dengan  perkembangan  jalur  transportasi.  Perkembangan  jalur transportasi dapat dibagi menjadi beberapa masa sebagai berikut: 
 
1)  Masa Kerajaan 
Pola  jalur  perdagangan  pun  sudah  terbentuk  sejak  kerajaan-kerajaan masa  lampau  yang  menjadikan  sektor  kemaritiman  sebagai  ujung  tombak kebijakan  kerajaan.  Hal  tersebut  dapat  dilihat  dari  catatan  sejarah  bahwa kerajaan-kerajaan  di  Nusantara  banyak  melakukan  hubungan  dagang  dengan bangsa  lain  seperti  Cina,  India,  Arab  bahkan  Eropa.  Silahkan  perhatikan gambar berikut ini! 

Indonesia yang sejak masa lalu menjadi daerah persinggahan kapal-kapal dagang asal  berbagai  wilayah  turut  berkembang  dan  menjadi  pusat-pusat    perdagangan,  khususnya kawasan selat Malaka. Di selat Malaka dan sekitar pesisir timur Sumatera banyak  berkembang  kerajaan  baru  yang  memanfaatkan  potensi  tersebut  salah satunya  adalah Kerajaan Sriwijaya.  Kerajaan  Sriwijaya  (abad  ke-6  hingga  10  M), menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara melalui Selat Malaka dan Selat Sunda. Silahkan perhatikan peta berikut!
Selain kerajaan Sriwijaya, dunia kemaritiman di Indonesia kembali berkembang sejak  jaman  kerajaan  Majapahit  dimana  masa  keemasannya  yang  dipimpin  Raja Hayam  Wuruk  yang  didukung  oleh  Patih  Gajah  Mada  melalu  Sumpah  Palapa  yang ingin  menyatukan  wilayah  Nusantara,  Kerajaan  Majapahit Melakukan  kegiatan ekspor  rempah-rempah  dengan  pelabuhan  tersibuk  di  daerah  Bubat  dan  Canggu. Lebih jelasnya silahkan amati gambar berikut! 

2)  Masa Kolonial 
Pada  masa  kolonial kemaritiman  nusantara  kengalami  kemunduran  karena jalur-jalur perdagangan di kuasai oleh asing, sebagai berikut: 
a)  Kolonialisme  Belanda,  Masuknya  Kongsi  Dagang  Perusahaan  Hindia  Timur (VOC) yang menguasai jalur perdagangan dan sumber daya milik Indonesia 
b)  Kolonialisme  Jepang ->  Menyita  kapal  penting  Indonesia  bernama  Koninklijke Paketvaart  Maatschappij  (KPM)  dan  jarang  dilalui  kapal  perdagangan internasional 
 
3)  Masa Kemerdekaan 
Memulai kembali pembenahan di bidang kemaritiman, sebagai berikut; 
a) Masa  Orde  Lama: Penataan  Kembali  Maritim,  Pembentukan  Deklarasi  Djuanda yang  berisi  tentang  hukum  laut  Indonesia  dan  pentingnya  sektor  ekonomi maritime,  Melakukan  nasionalisasi  perusahaan  maritim  Belanda  dengan mengubah dan mengelola perusahaannya menjadi milik Indonesia 
b) Masa  Orde  Baru:  Peralihan  ke  Pembangunan  Darat,  Menekankan  adanya stabilitas  ekonomi  dan  politik, Terjadi  kemunduran  maritim  dikarenakan  lebih fokus pada pembangunan transportasi darat 
c) Masa  Reformasi:  Peningkatan  Maritim,  Deklarasi  Bunaken,  Departemen Eksplorasi Laut, Deklarasi Maritim Seruan Sunda Kelapa, Konferensi Laut Dunia oleh DEKIN, dan Visi Poros Maritim Dunia. 
 
Seiring  perkembangan  teknologi  pelayaran  dan  navigasi,  pola  jalur  transportasi dan  perdagangan  internasional  mengalami  banyak  penambahan  jalur.  Hal  tersebut dapat dilihat pada peta berikut  ini.

 


Alur  Laut Kepulauan  Indonesia  (ALKI)  adalah  Alur  laut  yang ditetapkan  sebagai alur  untuk  pelaksanaan  Hak  Lintas  Alur  Laut  Kepulauan  berdasarkan  konvensi hukum laut internasional. Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan yang  dapat  dimanfaatkan  oleh  kapal  atau  pesawat  udara  asing  diatas  laut  tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan penerbangan damai dengan cara normal.  Penetapan  ALKI  dimaksudkan  agar  pelayaran  dan  penerbangan  internasional 
dapat terselenggara secara terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang oleh perairan dan ruang udara teritorial Indonesia. ALKI ditetapkan untuk menghubungkan  dua  perairan  bebas,  yaitu  Samudra  Hindia  dan  Samudra  Pasifik. Semua  kapal  dan  pesawat  udara  asing  yang  mau  melintas  ke  utara  atau  ke  selatan harus melalui ALKI. Adapun penentuan ALKI sebagai berikut: 
1)  ALKI I   :  melintasi Laut  Cina  Selatan, Selat  Karimata, Laut  Jawa, Selat Sunda, Samudra Hindia 
2)  ALKI II   :  melintasi Laut  Sulawesi, Selat  Makassar, Laut  Flores, Selat Lombok. 
3)  ALKI III   :  Melintas Samudra  Pasifik, Laut  Maluku, Laut  Seram, Laut Banda, Selat Ombai, Laut Sawu, Samudra Hindia. 
Keberadaan  ALKI  menunjukkan  Indonesia  sebagai  negara  yang  strategis, sehingga  memiliki  nilai  tinggi  dalam  segi  ekonomi  karena  berada  di  jalur perdagangan Internasional. Posisi strategis ini haruslah menjadikan keunggulan bagi Indonesia karena akan disinggahi banyak kapal-kapal perdagangan yang bersandar di berbagai  pelabuhan  di  Indonesia  dan  jelas  akan  memberikan  dampak  ekonomi langsung  melalui pembelian bahan bakar kapal atau biaya-biaya lainnya.  Namun,  kenyataannya pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak menjadi pilihan kapal-kapal dagang internasional untuk sekedar bersandar sewaktu berlayar melalui wilayah  Indonesia,  kapal-kapal  dagang  tadi  lebih  memilih  bersandar  di  pelabuhan milik  Singapura.  Hal  ini  tentu  harus  menjadi  perhatian dari  pihak  terkait  khususnya pemerintah,  dalam  hal  ini  Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan  juga  Kementerian Perhubungan  agar  dapat  mengoptimalkan  peranan  pelabuhan    yang    representatif  
dan  berstandar  internasional,  sehingga  dapat  menjadi  pilihan  alternatif  bahkan menjadi  pilihan  utama  kapal-kapal  dagang  internasional  yang  melalui    wilayah perairan Indonesia. 

Tol  laut  adalah  konsep  untuk  memperbaiki  proses pengangkutan  logistik di Indonesia. Sehingga diharapkan proses distribusi barang (terutama bahan pangan) di  Indonesia  menjadi  semakin  mudah.  Kemudian,  berdampak  pada  harga  bahan pokok  yang  semakin  merata  di seluruh  wilayah  Indonesia. Konsep  tol  laut  ini  bukan serta merta membuat jalan tol di atas laut. Melainkan jalur pelayaran bebas hambatan yang  menghubungkan hampir  seluruh  pelabuhan  di  Indonesia.  Rute  utama  tol  laut adalah  Nanggroe  Aceh  Darussalam,  Jakarta,  Surabaya,  Nusa  Tenggara,  Maluku, 
sampai Papua. 

Pembangunan  tol  laut  bertujuan  untuk  mewujudkan  konektivitas  serta kesenjangan harga antara wilayah Barat dan Timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya  kepastian  ketersediaan  barang. Manfaat  tol  laut  utama  adalah  penurunan harga  di  daerah  tertinggal,  daerah  terpencil,  daerah  terluar,  dan  daerah  perbatasan. Sebab  selama  ini  terjadi  disparitas  (kesenjangan)  harga  pada  beberapa  barang kebutuhan  pokok.  Dengan  adanya  kapal-kapal  reguler  yang  menjadi  trayek  tol  laut, biaya  transportasi  angkutan  turun  untuk  komoditas.  Selama  2018,  harga  barang-barang juga turun pada beberapa lokasi sampai 20-30 persen dibandingkan sebelum adanya  tol  laut.  Penurunan  harga  komoditas  ini  baru  terjadi  di  wilayah  sekitar pelabuhan.  Tetapi  harga  barang  di  wilayah  pedalaman  seperti  pegunungan  masih tinggi. 
Sehingga manfaat dari  tol laut adalah; 
  1. Memeratakan ketersediaan komoditas atau barang kebutuhan pokok dan barang penting lebih terjamin di seluruh wilayah Indonesia;  
  2. Berkurangnya  fluktuasi  harga  antar  waktu  dan  mengurangi  disparitas  harga serta memfasilitasi pemasaran produk unggulan daerah;  
  3. Meningkatnya  investasi  di  daerah,  khususnya  untuk  peningkatan  nilai  tambah sebagai muatan balik;  
  4. Meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat Indonesia;  
  5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia;  
  6. Mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. 
Tol laut diharapkan dapat meningkatkan distribusi logistik secara nasional. Pola penerapannya diharapkan  dapat  meningkatkan  distribusi   potensi   masing-masing daerah  yang  ada di Indonesia,  sehingga arus pergerakan barang dan jasa di seluruh wilayah yang terjangkau oleh tol laut ini dapat mengalami pertumbuhan ekonomi yang berdampak  langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia

Seperti  telah  dijelaskan  pada  pembelajaran  sebelumnya,  dua  pertiga  wilayah Indonesia  berupa  lautan,  sehingga  potensi  sumber  daya  alam  laut Indonesia  sangat melimpah. Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang  melimpah.  Masih  banyak  wilayah  perairan  Indonesia  yang  memiliki  potensi ekonomi  namun  belum  terkelola  secara  memadai.  Potensi  subsektor  kelautan  yang masih  bisa  dioptimalkan  adalah  industri  maritim,  bioteknologi,  jasa  kelautan, produksi  garam  dan  turunannya,  biofarmakologi  laut,  pemanfaatan  air  laut  selain energi,  pemasangan  pipa  dan  kabel  bawah  laut,  serta  pengangkatan  benda  dan muatan  kapal  tenggelam. Berdasarkan  paparan  tersebut  maka  potensi  sumberdaya laut di Indonesia sebagai berikut; 
 
1)  Potensi Sumberdaya Hayati dan Budidaya 
Potensi sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun  yang  tersebar  di  perairan  wilayah  Indonesia  dan  perairan  ZEE.  Luas  terumbu karang  milik  Indonesia  yang  sudah  terpetakan  mencapai  25.000  kilometer  persegi. Tetapi  terumbu  karang  dalam  kondisi  sangat  baik  hanya  5,3  persen,  kondisi  baik 27,18 persen, cukup baik 37,25 persen, dan kurang baik 30,45 persen. Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 biota terumbu karang.  
Sumber daya ikan di laut Indonesia meliputi 37 persen dari spesies ikan di dunia. Beberapa  jenis  ikan  di  Indonesia  mempunyai  nilai  ekonomis  tinggi,  seperti  tuna, udang,  lobster,  ikan  karang,  berbagai  jenis  ikan  hias, dan kerang.  Maka  Indonesia adalah  negara  dengan  keanekaragaman  hayati  laut  terbesar  di  dunia  (marine  mega-biodiversity).  Menurut  Food  and  Agricultural  Organization  (FAO),  potensi  sumber daya  perikanan  tangkap  laut  Indonesia  mencapai  sekitar  6,5  juta  ton  per  tahun dengan tingkat pemanfaatan mencapai 5,71 ton per tahun.  Potensi  luas  areal  budidaya  laut  tercatat  12,1  juta  hektar  dengan  tingkat pemanfaatan 325.825 hektar atau 2,7 persen. Potensi luas areal budidaya rumput laut tercatat  1,1  juta  hektar  atau  9  persen  dari  seluruh  luas  kawasan  potensial  budidaya laut  yang  sebesar  12,1  juta  hektar.  Potensi  budidaya  laut,  terdiri  dari  potensi budidaya  ikan  (kakap,  kerapu,  gobia);  udang,  moluska  (kerangkerangan,  mutiara, teripang); dan rumput laut, potensi luasan budidayanya sebesar 2 juta ha (20% dari total potensi lahan perairan pesisir dan laut berjarak 5 km dari garis pantai). 
Sedangkan  potensi  budidaya  payau  (tambak)  mencapai  913.000  ha.  Untuk potensi bioteknologi kelautan masih besar peluangnya untuk dikembangkan, seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, dan benih ikan dan udang.  Perairan  Indo-Pasifik,  yang  sebagian  besar  terletak  di  perairan  Indonesia merupakan  pusat  keanekaragaman  terumbu  karang  dunia,  dengan  lebih  dari  400 spesies.  Juga  berbagai  jenis  ganggang  laut  tersebar  di  berbagai  wilayah  pantai. Sumberdaya hayati laut kita, selain memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi juga mempunyai luas habitat yang besar, yaitu : 2,4 juta ha kawasan hutan bakau. Secara biologi,  kawasan  pesisir  dan  laut  Indonesia  juga  mempunyai  nilai  global,  karena perairan  Indonesia  merupakan  tempat  bertelur  ikan-ikan  yang  bermigrasi  (highly migratory  species)  seperti  tuna,  lumbalumba  dan  berbagai  jenis  ikan  paus  serta penyu. 
 
2)  Potensi sumberdaya mineral dan energi 
Sekitar  70  %  produksi  minyak  dan  gas  bumi  Indonesia  berasal  dari  kawasan pesisir  dan  laut.  Dari  60  cekungan  yang  potensial  mengandung  migas,  40  cekungan terdapat di lepas pantai, 14 di kawasan pesisir, hanya 6 yang di daratan. Dari seluruh cekungan  tersebut,  potensinya  diperkirakan  sebesar  11,3  miliar  barel  minyak  bumi. Cadangan gas bumi di kawasan ini diperkirakan sebesar 101,7 triliun kubik. Selain itu kawasan ini juga kaya akan berbagai jenis bahan tambang dan mineral seperti : emas, perak, timah, bijih besi, dan mineral berat. Di perairan pesisir dan laut Indonesia, juga 
ditemukan jenis energi baru pengganti BBM, berupa gas hidrat dan gas bionik di lepas pantai barat Sumatera, selatan Jawa Barat serta bagian utara Selat Makassar dengan potensi yang sangat besar, melebihi seluruh potensi minyak dan gas bumi Indonesia. Selain  sumber  energi  diatas,  terdapat  juga  sumber-sumber  energi  non  konvensional seperti  :  energi  pasang  surut,  energi  gelombang,  OTEC  (ocean  thermal  energy conversion), tenaga surya dan angin. Potensi sumberdaya mineral lainnya yang dapat dikembangkan  adalah  air  laut dalam  (deep  ocean  water).  Air  laut  dalam merupakan air  di  kedalaman  200  m,  memiliki  karakteristik  yang  berguna  untuk kepentingan perikanan, kosmetika dan air mineral.

3)  Potensi industri dan jasa maritim 
Sehubungan  dengan  Indonesia  adalah  negara  kepulauan  dengan wilayah pesisir dan lautan  yang  luas,  maka  industri  dan  jasa  maritim  yang  potensial  untuk dikembangkan adalah : 
a)  Galangan (pembuatan) kapal dan dockyard;  
b)  Industri mesin dan peralatan kapal;  
c)  Industri alat penangkapan ikan (fishing gears) seperti jaring, pancing, fish finders, tali tambang, dll;  
d)  Industri kincir air tambak (pedal wheel), pompa air, dll;  
e)  Offshore engineering and structures;  
f)  Coastal engineering and structures;  
g)  Kabel bawah laut dan fiber optics;  
h)  Remote sensing, GPS, GIS, dan ICT lainnya. 

4)  Potensi Transportasi Laut   
Seiring  dengan  pergeseran  pusat  ekonomi  dunia  dari  poros  Atlantik  ke  Asia-Pasifik,  dewasa  ini,  70%  perdagangan  dunia  berlangsung  di  kawasan  Asia-Pasifik. Sekitar  75%  produk  dan  komoditas  perdagangan  di  transportasikan  melalui  laut Indonesia.  Oleh  karena  itu  Transportasi  laut  berperan  penting  dalam  dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan  menghubungkan  wilayah  pulau,  baik  daerah  sudah  yang  maju  maupun  yang masih terisolasi.  
Sebagai  negara  kepulauan Indonesia memang  amat  membutuhkan  transportasi laut,  namun,  Indonesia  ternyata  belum  memiliki  armada  kapal  yang  memadai  dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Sekitar 97% dari total barang dan komoditas yang diekspor  dan  diimpor  oleh  Indonesia,  diangkut  oleh  kapal-kapal  asing  dan  sekitar 55% dari total barang dan komoditas yang ditransportasikan antar pulau di perairan laut Indonesia, diangkut juga oleh kapal-kapal asing. Sehingga masih potensial untuk dikembangkan  selain  meningkatkan  pendapatan negara,  juga dapat menciptakan lapangan  kerja  baru.  Pemerintah  telah  berupanya  salahsatunya  dengan  menentukan 
ALKI, mebenahi manajemen pelabuhan dan adanya Tol Laut.
5)  Potensi Pariwisata Bahari 
Indonesia  memiliki  potensi  pariwisata  bahari  yang  memiliki  daya  tarik  bagi wisatawan. Posisi Indonesia yang strategis, dengan memiliki estetika lingkungan yang sulit  ditandingi  oleh  negara  kepulauan  lain,  seperti  gugusan  pulau  yang  indah  dan kekayaan keanekaragaman sumberdayahayati lautnya, menjanjikan potensi ekonomi dari  kegiatan  pariwisata  alam  dan  pariwisata  bahari  dengan  segala  variannya. Prospek  ini  tentu  didukung  oleh  bergesernya  kebutuhan  masyarakat  global  akan kehidupan  back  to  nature,  dimana  mereka  telah  jenuh  dengan  kehidupan  dalam lingkungan  buatan.  Selain  itu  juga  potensi  tersebut  didukung  oleh  kekayaan  alam yang indah dan keanekaragaman flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di  seluruh  Indonesia  yang  luasnya  mencapai  7.500  km2  dan  umumnya  terdapat  di wilayah  taman  laut.  Selain  itu  juga  didukung  oleh  263  jenis  ikan  hias  di  sekitar terumbu  karang,  biota  langka  dan  dilindungi  (ikan  banggai  cardinal  fish,  penyu, dugong, dll), serta migratory species. Potensi  kekayaan  maritim  yang  dapat  dikembangkan  menjadi  komoditi pariwisata  di  laut  Indonesia  antara  lain:  wisata  bisnis  (business  tourism),  wisata pantai  (seaside  tourism),  wisata  budaya  (culture  tourism),  wisata  pesiar  (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah raga (sport tourism). 

6)  Potensi Kultural 
Salah  satu  potensi  kelautan  Indonesia  adalah  benda  peninggalan  budaya  masa lalu  yang  memiliki  nilai  ekonomis  tinggi  yaitu,  Benda  Muatan  Kapal  Tenggelam (BMKT). Saat ini diperkirakan terdapat 463 titik lokasi kapal tenggelam, yang terjadi sejak abad 14 sampai abad 19. Pemerintah telah membentuk Panitia Nasional BMKT melalui  Keppres  No.107  Tahun  2000,  agar  pemanfaatan  BMKT  dapat  memberikan manfaat kepada masyarakat dan negara, serta mencegah pengangkatan BMKT secara illegal.  
 
b.  Pengelolaan Sumberdaya Kelautan 
 
Pencapaian  pembangunan  di  Indonesia  masih  berorientasi  pertumbuhan ekonomi  dan capaian  kesejahteraan  yang  tinggi  namun  belum  memperhatikan lingkungan.  Tidak  terjadinya  keseimbangan  antara  ekonomi  dan  lingkungan  akan berdampak buruk, masalah lingkungan pun akan terus menumpuk. 
Menurut  UU  Nomor  32  tahun  2009  tentang  Perlindungan  dan  Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekoregion merupakan wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri  iklim,  tanah,  air,  flora,  dan  fauna  asli,  serta  pola  interaksi  manusia  dengan  alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.  Secara  umum,  tujuan  dari  pewilayahan  ekoregion  laut  indonesia  adalah sebagai  dasar  pertimbangan  dalam  penetapan  Rencana  Perlindungan  dan Pengelolaan  Lingkungan  Hidup  (RPPLH)  dan  untuk  memberikan  arah  dalam penetapan  RPPLH  agar  sesuai  dengan  karakter  wilayah  ekoregion,  termasuk karakteristik  sumberdaya  alam,  ekosistem,  kondisi  geografis,  budaya  masyarakat setempat,  dan  kearifan  lokal  sehingga  dapat  dicapai  keseimbangan  antara pemanfaatan  dan pelestarian  alam  dalam  rangka  mengoptimalkan  produktivitas sumberdaya  alam  laut  yang  pada  akhirnya  dapat  dicapai  pembangunan  yang berkelanjutan. Mengacu  pada  peraturan  tersebut  dalam  pengelolaan laut  Indonesia dikelompokkan dalam 18 ekoregion.

Kedelapan belas ekoregion ini adalah Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Samudera  Hindia  sebelah  selatan  Jawa,  Selat  Malaka,  Laut  Natuna,  Selat  Karimata, Laut  Jawa,  Laut  Sulawesi, Selat  Makassar,  Perairan  Bali  dan  Nusa  Tenggara,  Teluk Tomini,  Laut  Halmahera,  Laut  Banda  sebelah  timur  Sulawesi,  Laut  Banda  sebelah selatan  Sulawesi,  Laut  Seram  dan  Teluk  Bintuni,  Laut  Banda,  Samudera  Pasifik sebelah utara Papua, Teluk Cendrawasih, dan Laut Arafuru.  Sejalan  dengan  haltersebut  pengelolaan  sumber  daya  laut berbasis  komunitas lokal, merupakan  salah  satu  strategi  pengelolaan  yang  dapat  meningkatkan  efisiensi dan  keadilan  dalam  pemanfaatan  dan  pengelolaan  sumber  daya  alam.  Selain  itu, pengelolaan ini juga dapat membawa efek positif secara ekologi dan sosial. Pengelolaan  dapat  dilaksanakan  dengan  menyatukan  sinergi  antara  tenaga terdidik  dan  masyarakat.  Kaum  terdidik  bisa  menerapkan  berbagai  teknologi  untuk pemantauan  sumberdaya  laut,  salah  satunya  adalah  teknologi  informasi  berbasis radio  atau  dinamakan Monitoring  Control  and  Surveillance (MCS).  Dengan  ini, pengembangan  riset  terkait  sumber  daya  kelautan,  baik  dari  segi  fisik  laut  maupun biota  laut  dapat diterapkan secara  nyata. Adapun  pengelolaan  sumberdaya  kelautan 
Indonesia diantaranya meliputi;  
 
1)  Pengelolaan Perikanan 
Seperti  telah  disampaikan  pada  materi  sebelumnya  potensi  perikanan  laut indonesia sangat berlimpah. Jumlah ikan yang banyak ini perlu dikelola dengan baik, agar  cucu  kita  juga  tetap  bisa  merasakan  ikan  yang  banyak  seperti  kita  sekarang. Meski kita membutuhkan ikan untuk dikonsumsi, penangkapan ikan yang berlebihan harus  dihindari karena  dapat  mengancam  keberadaan  ikan-ikan  di  laut.  Salah satu cara  mengelolanya adalah  dengan  menangkap  ikan  layak  konsumsi  yang memiliki tingkat regenerasi tinggi dan tidak termasuk dalam hewan terancam punah, 
dan  melarang  penggunaan  jaring  pukat harimau,  dan  menentukan  wilayah  hak pengelolaan ikan. 
Cara lainnya adalah dengan melakukan budi daya, seperti ikan kakap dan kerapu. Selain  ikan,  ada  juga  budi  daya  moluska (kerang-kerangan,  mutiara  dan  teripang), budi  daya  rumput  laut,  dan  pengembangan  industri  bioteknologi  kelautan  (industri ini  meliputi  industri  bahan  baku  untuk  makanan,  industri  bahan  pakan  alami,  benih ikan dan udang, serta industri bahan pangan). 
 
2)  Pengelolaan Pertambangan dan Energi 
Seluruh  perairan  Indonesia  punya  potensi  mineral  laut  yang  sangat  besar.  70% potensi  minyak  bumi  dan  gas  bumi  milik  Indonesia  terletak  di  wilayah  pesisir  dan lepas  pantai.  Wilayah  laut  Indonesia  juga  kaya  akan  mineral  seperti  emas,  perak, timah, mangan, pasir kuarsa, monazite, zircon, nodul-mangan, kromit, dan bijih besi. Selain  mineral-mineral  tersebut,  di  laut  Indonesia  juga  terdapat  potensi  nonmigas yang tinggi. Arus laut, gelombang, pasang surut, hingga suhu dapat digunakan sebagai energi  terbarukan  dan  ramah  lingkungan.  Salah  satu  contoh  penggunaannya 
adalah ocean thermal energy conversion (OTEC). Tak  kalah  pentingnya  adalah  soal  kebijakan  dalam  memberikan  ijin pertambangan. Dalam  pengelolaan  sumber  daya  alam  yang  berada  di  laut  ini  tentu memiliki  keuntungan  dan  kerugian  bagi  alam  maupun  manusia,  sehingga penambangan  bawah  laut  itu  sendiri memiliki  peraturan  perundang-undangan  yaitu UU  Minerba  tahun  2014  sehingga  pengelolaannya  dapat  berkelanjutan.  Dengan diberlakukannya pasar bebas AFTA maka akan semakin banyak perusahaan atau pun profesional asing yang akan berkompetisi di Indonesia. Salah satu langkah antisipasi yang  akan  dilakukan  adalah  upaya  memberikan  sertifikasi  bagi  tenaga  ahli  dan akreditasi  bagi  fasilitas  kerja  yang  dimiliki  agar  kemampuannya  diakui  secara 
internasional. 
 
3) Pengelolaan Perhubungan Laut 
Sebagai  negara  kepulauan,  Indonesia  sangat  memerlukan  sarana  transportasi laut. Dengan jumlah pulau lebih dari 17.000, perlu pengelolaan industri transportasi yang  membantu  kelancaran  transportasi  antarpulau  tersebut.  Sarana  ini  ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas antarpulau. 
 
4)  Pengelolaan Pariwisata 
Wisata  bahari merupakan  jenis  wisata  minat  khusus  yang  mengandalkan  daya tarik  alami  lingkungan  pesisir  dan  lautan,  baik  secara  langsung  maupun  tidak langsung.  Kegiatan  wisata  bahari  secara  langsung  berupa  kegiatan diving,  snorkling, berenang,  berperahu  dan  lainnya.  Sedangkan  wisata  bahari  secara  tidak  langsung seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfir laut dan sebagainya. Kegiatan  pariwisata  merupakan  suatu  mata  rantai  yang  melibatkan  berbagai komponen  di  dalamnya  seperti,  atraksi,  amenitas,  aksesibilitas,  cenderamata, pemandu  wisata,  dan  seterusnya,  sehingga  pengelolaan  pariwisata  harus  memenuhi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring. 
 
Manfaat  sumberdaya  kelautan  sangat  vital,  sehingga  pengelolaan  sumberdaya kelautan  perlu  dilakukan  agar  lestari  dan  optimal.  Beberapa  manfaat  sumberdaya kelautan diantaranya sebagai; 
1)  Sumber pangan 
2)  Sumber obat-obatan 
3)  Sumber mineral 
4)  Sumber energi 
5)  Sumber lapangan kerja


TUGAS 
KERJAKAN LATIHAN SOAL BERIKUT INI :






UJIA KOMPETENSI AKHIR KD





0 Response to "Materi Geografi Kelas XI KD. 3.1. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia"

Apomienowuna Guru Geografi SMAN 1 Kabawo