Kegiatan Belajar 4.
Bencana Alam dan Sebaran Daerah Rawan Bencana Di Indonesia
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi peserta diklat dapat menjelaskan mengenai jenis bencana di Indonesia dan pola serta daerah rawan bencana di Indonesia
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memberikan pengetahuan mengenai jenis bencana di Indonesia
2. Mengidentifikasi pola dan daerah rawan bencana di Indonesia
C. Uraian Materi
1. Jenis Bencana di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sejauh 5,120 km dari arah barat menuju timur dan 1,760 km dari arah utara ke selatan ekuator. Jumlah pulau yang berada di Indonesia sebanyak 13,667 (sumber lain ada yang menyebut 18,000) dengan 6000 pulau yang dihuni. Dengan total luasan 1,919,317 km2, Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya
alam yang melimpah. Dari mulai sumber daya tambang, sumber hayati sampai dengan sumber daya kemaritiman. Indonesia tercatat sebagai negara kedua setelah Brazil pada urutan kekayaan biodiversity. Melimpahnya sumberdaya alam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari letak geografis negara ini. Terletak di antara 3 lempeng aktif membuat Indonesia melimpah
dengan barang tambang seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Selain itu, ratusan pegunungan hasil dari proses pergerakan lempeng ini juga membuat Indonesia memiliki luasan tanah subur yang luas dan merupakan modal pertanian yang sangat produktif. Selain potensi diatas, negara Indonesia juga tidak terlepas dari kejadian bencana. Data menunjukan bahwa jumlah kejadian bencana pada satu
dekade terakhir ini tergolong tinggi (gambar 1). Berbagai kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi. 1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. Selama kurun waktu 15 tahun terakhir, Indonesia menjadi sorotan berita global karena bencana alamnya yang dahsyat yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang dan rusaknya berbagai infrastruktur yang berdampak pada kerugian ekonomi yang besar. Tsunami aceh tahun 2004, gempa Yogyakarta tahun 2006, erupsi Gunung Merapi tahun 2010, erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dan yang terakhir erupsi gunung Sinabung yang masih berlangsung sampai dengan hari ini merupakan beberapa contoh kejadian bencana di Indonesia. 2) Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. Setidaknya lebih dari 100 titik kekeringan dan banjir pada setiap tahunnya terjadi di Indonesia. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu. Hal ini diperparah dengan data yang menunjukan bahwa 120 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang merupakan daerah rawan multi bencana.
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia mempunyai beberapa letak yang strategis, diantaranya letak geologis, geografis, dan letak astonomis. Secara geologis Indonesia terletak di pertemuan tiga lempang dunia yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan pasifikLempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas Pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan lempeng Pasifik di utara Papua dan Maluku Utara.
Sedangkan letak astronomis Indonesiayang berada pada 950 BT – 1410 Bt dan 60
LU – 110 LS berakibat pada penyinaran sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun. Selebihnya, berdasarkan letak geografis Indonesia terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan diantara benua Asia dan benua Australia.
Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak geografisdiatas, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ). Adapun bencana alam alam (natural disaster) yang sering terjadi di Indonesia adalah :
a. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi. Pergerakan tersebut dibedakan menjadi 3 pergerakan yaitu: 57
1) Divergen
Lempeng divergen merupakan keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling menjauhi, sehingga pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Zona yang terbentuk akibat kejadian lempeng divergen, yaitu:
a) Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.
b) Zona divergen antara dua lempeng benua.
Daerah-daerah yang terletak di daerahini berpotensi mengalami bencana gempa.Gempa bumi terjadi diawali dengan akumulasi stress disekitar batas lempeng, sehingga aktiitas gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat tabrakan lempeng berada di sekitar batas lempeng, akibatnya bisa sampai jauh sampai beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada pelimpahan stress di kerak bumi, sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan lempeng. Kasus sesar Sumatera umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress tabrakan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis batas. Kemiringan ini menyebabkan timbulnya sesar Sumatra
dimana konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa terjadi di daerah ini.
Sebagian dari gempa tersebut menimbulkan bencana, bergantung pada beberapa hal (BNPB, 2010):
a) Skala atau magnitude gempa
b) Durasi dan kekuatan getaran
c) Jarak sumber gempa terhadap perkotaan
d) Kedalaman sumber gempa
e) Kualitas tanah dan bangunan
2) Konvergen
Pergerakan lempeng konvergen yaitu gerakan yang merepresentasikan sebuah pergerakan lempeng-lempeng yang saling mendekat, bahkan bertumbukan. Pertemuan lempeng-
lempeng tersebut antara lain :
a) Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
b) Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Gambar 10. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
c) Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
b. Erupsi gunungapi
Erupsi gunungapi disebabkan oleh pergerakan lempeng onvergen. Secara spesifik pergerakan lempeng yang menyebabkan terbentuknya gunungapi adalah aktivitas penunjaman atau dikenal
dengan istilah subduction. Zone ini menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis gunungapi di seluruh dunia atau disebut sebagai ring of fire (gambar 3)
Berdasarkan peta tersebut, Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah gunung api terbanyak di dunia. Dengan jumlah ini, Indonesia memiliki frekuensi kejadian erupsi yang tinggi. Adapun jenis bahaya dari erupsi gunung api diantaranya (gambar 4) (BNPB, 2010):
1) Gempa vulkanik (volcanic earthquake)
Jenis bahaya ini disebabkan oleh aktivitas magma hasil pergerakan lempeng, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi.
2) Lava (lava)
Lava merupakan cairan magma yang mengalir dari dalam bumi ke permukaan melalui kawah
3) Gas vulkanik (volcanic gas)
Gas vulkanik dikeluarkan pada saat gunung api meletus. Gas ini antara lain CO2, H2S, SO2 dan NO2. Gas vulkanik berbahaya jika sampai dihirup oleh manusia
4) Lahar
Lahar adalah sebuah terminologi yang berasal dari Indonesia yang berarti lava yang telah bercampur batuan, air dan material lainnya yang mengalir pada aliran sungai yang berhulu di gunung api. Lahar akan mengalir dengan cepat jika terdorong air hujan di puncak gunung api dan disebut sebagai lahar hujan. Tipe lahar kedua adalah lahar yang terjadi sesaat setelah gunung meletus yang bersifat panas yang sering disebut sebagai lahar panas.
5) Hujan abu (volcanic ash falls)
Hujan abu merupakan material yang sangat halus akibat semburan letusan gunung api. Materialnya mengandung banyak unsur-unsur kimia yang berbahaya baik bagi pertanian maupun kesehatan.
6) Tephra falls
Berbagai macam batuan yang terlempar saat erupsi merupakan hasil dari tipe bahaya. Tephra dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran materialnya, dapat berupa boms, lapili dan abu vulkanik
7) Longsoran (slides)
Tipe bahaya longsoran dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran pada bagian dome dan longsoran pada bagian material tertumpuk di lereng-lereng kaki.
8) Awan panas
Awan panas adalah hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Arah dan kecepatan awan panas dipengaruhi oleh besarnya kekuatan letusan dan arah dan kcapatan angin.
c. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu: pelabuhan, name: gelombang. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang yang merusak terutama wilayah pelabuhan-pelabuhan karena faktor jarak yang dekat dari laut. Dalam perkembangannya kerusakan tsunami tidak hanya sebatas pada kerusakan pelabuhan saja. Gelombang pasang yang sangat besar ini terjadi akibat dari beberapa peristiwa alam misalnya gempa bumi besar, gunung api meletus,longsor tanah ataupun jatuhnya meteor. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah lempeng yang relative aktif. Dari hasil dokumentasi yang ada tsunami di Indonesia selama kurun waktu 1600 – 2000 terdapat 105 kejadian tsunami, 90 % disebabkan oleh gempa tektonik, 9 % letusan gunung api, dan 1 % longsor tanah (BNPB).
d. Tanah longsor
Menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi, tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan ,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam atau perilaku manusia. Peristiwa alam yang menyebabkan longsor antara lain: keadaan topografi yang bervariasi, curah hujan tinggi, jenis tanah, tutupan lahan oleh vegetasi, dan getaran yang disebabkan gempa bumi, gunung meletus dan ledakan lainnya. Sedangkan perilaku manusia antara lain: penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuain lahannya, sistem pertanian yang
tidak searah garis kontur, sistem drainase yang tidak baik, pemotongan tebing pada lereng terjal dan penimbunan tanah urug. Jenis longsor tanah (BNPB):
1) Longsoran Translasi
Longsoran translasi merupakan gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang-landai.
2) Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung
3) Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
4) Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas dan terjadi pada lereng yang
5) Rayapan Tanah
Rayapan Tanah merupakan jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus dan bergerak hampir tidak dapat dikenali.
6) Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakanni terjadi ketika massa tanah bergera di dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah danmampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempatbisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
e. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat (UU Penanggulan Bencana no 24, 2007). Menurut ahli hidrologi banjir yang terjadi di indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis, antara lain; 1) banjir karena sungainya meluap (banjir yang terjadi akibat dari sungai yang tidak mampu lagi menampung aliran air akibat dari tinggi debit air yang sudah melebihi kapasitas sungai); 2) banjir lokal (banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan pada suatu tempat dan berdampak pada luapan di daerah yang sama; 3) Banjir akibat pasang surut air laut/banjir rob (Banjir ini dipengaruhi oleh
gerakan air laut
2. Persebaran Bencana di Indonesia
a. Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah:
1) Sepanjang pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa
2) Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa
3) Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali
4) Pulau Sulawesi dan Maluku
5) Irian bagian utara 64
Untuk wilayah pembagian daerah aktifitas gempa berdasarkan sejarah gempa yang pernah terjadi antara lain sebagai berikut :
1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8, meliputi Halmahera dan pantai utara Papua
2) Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi, meliputi lepas Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi, meliputi pantai barat Sumatra, kepulauan Suna dan Sulteng.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan Kalimatan bagian timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra dan Kalimantan tengah.
6) Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian dan Kalimantan bagian barat.
b. Gunung api
Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur Ring of Fire. Jumlah gunung api aktif sampai pada saat ini berjumlah 129 gunung. Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 tahun terakhir sejumlah 70 gunung. Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 gunung, Jawa : 35 gunung, Bali dan Nusa Tenggara: 30 gunung, Maluku : 16 gunung , Sulawesi : 18 gunung 65
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui sebaran gunung api di Indonesia. Berikut akan disajikan lebih rinci daerah bencana gunung api per kota (BNPB):
1) Ternate, sumber ancamannya adalah Gunung Gamalama
2) Bitung, Sulawesi Utara, sSumber ancamannya adalah Gunung Tangkoko
3) Kotamobagu, Sulawesi Utara, sumber ancamannya adalah Gunung Ambang
4) Cimahi, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu
5) Garut, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Guntur, Papandayan dan Galunggung
6) Bogor, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
7) Manado, Sulawesi Utara, sumber ancamannya adalah Gunung Mahawu, lakon_Empung
8) Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, sumber ancamannya adalah Gunung Dempo
9) Sukabumi, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
10) Batu, Jawa Timur, sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Welirang, Kelud
11) Payakumbuh, Sumatera Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
12) Bukittinggi, Sumatera Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
13) Boyolali, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
14) Bandung, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung angTkuban Parahu
15) Tasikmalaya, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Galunggung
16) Cianjur, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede
17) Magelang, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Sumbing dan Merapi
18) Sleman, Yogyakarta, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
19) Malang, Jawa Timur, sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Walirang
20) Purwokerto, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Slamet
21) Salatiga, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
. 22) Cirebon, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Ciremai
23) Yogyakarta, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
c. Tanah Longsor
Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di dunia dalam hal jumlah kejadian longsor (ILC, 2004).
Tabel 2.Longsor Di Dunia (sumber ILC, 2004) 67
Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana tanah longsor. Dalam kurun waktu antara tahun 1990-2005 kejadian longsor telah menyebabkan korban jiwa sejumlah 1000 orang. Kejadian yang sangat ekstrim terjadi pada bulan Januari tahun 2006 yang menyebabkan 142 orang meninggal dan 182 rumah rusak total. Di Sumatralongsor terdapat di Sumatra Barat dan Sumatra Utara, sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalimantan Barat.
d. Banjir
Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan dataran tinggi. Secara umum daerah yang mengalami banjir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Sumatra, wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera : sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan Lampung.
2) Jawa, wilayah rawan banjir banjir pulau Jawa : Jawa Barat , wilayah pantai utara Jawa Cilegon, Tangerang sebagian Kota Bandung dan Cimahi adalah daerah yang secara alami rawan
banjir. Jawa Tengah dan Jawa Timur , tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Wilayah pantai Utara sepanjang pantai Utara :Cirebon, Brebes, Tegal hingga Pekalongan., Kota Semarang, Demak, Pati Kudus hingga Rembang. Daerah lain yang masih terpengaruh oleh aliran DAS Bengawan Solo juga merupakan daerah rawan banjir, seperti Sragen, Ngawi, Cepu, Bojonegoro, Lamongan, Kpta surabaya, Sidoarjo, Monjokerto, dan Pasuruan.
3) Khusus DKI Jakarta, banjir di Jakarta terjadi lebih dari separuh wilayahnya khususnya wilayah Jakarta Utara. Beberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke Jakarta seperti sungai Cisadane dan Ciliwung
4) Kalimantan, rawan banjir di propinsi Kalimantan Tengah ( sepanjang Sungai Barito dan Kapuas meliputi kabupaten seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, KotaWaringin Barat dan Timur, Lamandau, Murung Raya, Palangkaraya, Pulau Pisau, Seruyan, dan Sukamara).Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Menpawah dan Kota Pontianak. Sedangkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan timur relatif sedikit.
5) Sulawesi, wilayah banjir yang terjadi di Sulawesi :
Provinsi Gorontalo ( Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo ), Propinsi Sulawesi Utara ( Minahasa ), Propinsi Sulawesi Selatan ( Baru, Bone, Gowa, Luwu, Mamuju, Maros, dan Kota Makasar ), Propinsi Sulawesi Tenggara (Aopa Watumohae dan sepanjang danau Towuti), Propinsi Sulawesi Tengah ( Banggai dan Banggai kepulauan) 6) Kepulauan Maluku dan sekitarnya, rawan banjir di kepulauan Maluku : Pulau Morotai, Pulau Halmahera, P Obi dan pulau Sula. Di Provinsi Maluku Utara hingga pulau Yamdena selatan dan kepulauan Aru Propinsi Maluku.
7) Papua, potensi banjir di wilayah Papua menyebar merata di sepanjang pantai utara dan selatan pulau Papua. Wilayah rawan banjirnya antara lain di Salawati, kota Sorong, Teminabuan dan Bintuni, Kota Nabire, Asori. oleh wilayah DAS Membramo, khususnya sepanjang sungai Idenburg dan sungai Tariku, kota Timika, Agats, Birufu dan daerah sekitar wilayah DAS Sungai Baliem merupakan daerah yang secara alami berpotensi banjir.
e. Tsunami
Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari kejadian gempabumi. Melalui peta dibawah ini, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa bagan selatan, Sumatra bagian barat dan Sulawesi merupakan wilayah yang rawan akan bencana tsunami. Selain itu, kondisi
topografi pantai yang relative datar juga menjadi faktor kerawanan terhadap bencana tsunami.
Gambar 15. Peta Daerah Rawan Bencana Tsunami Di Indonesia
D. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
1. Cermati materi modul di atas
2. Diskusikan dalam kelompok ( satu kelompok terdiri dari 4-5 orang ) tentang persoalan yang terdapat di tabel di bawah ini (masing-masing kelompok mengisi tabel)
3. Pergunakan pendekatan saintifik dalam mengkaji permasalahan
4. Persentasikan hasil diskusi di hadapan teman dan kelompok lain
5. Berikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain
E. Evaluasi kegiatan belajar
1. Jelaskan mengapa sistem patahan aktif di Indonesia menyebabkan rawan bencana gempa bumi.
2. Bali merupakan pulau dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana tsunami. Jelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
3. Jelaskan mengapa Bandung dapat terjadi banjir padahal merupakan dataran tinggi
4. Mengapa ring of fire Indonesia menjadi penyebab bencana vulkanik
F. Rangkuman
Berbagai kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi. 1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. 2) Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu.
Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak geografis, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ).Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa. Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur Ring of Fire. Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di dunia dalam hal jumlah kejadian longsor. Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan dataran tinggi. Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari kejadian gempabumi.
G.Umpan balik dan tindak lanjut
Sebagai balikan silahkan anda melakukan penilaian diri, berapa persen anda menguasai materi yang telah anda pelajari. Sebagai tindak lanjut, perkaya wawasan anda dengan membaca beberapa artikel jurnal terkait dengan persebaran bencana alam di Indonesia.
Bencana Alam dan Sebaran Daerah Rawan Bencana Di Indonesia
A.Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi peserta diklat dapat menjelaskan mengenai jenis bencana di Indonesia dan pola serta daerah rawan bencana di Indonesia
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memberikan pengetahuan mengenai jenis bencana di Indonesia
2. Mengidentifikasi pola dan daerah rawan bencana di Indonesia
C. Uraian Materi
1. Jenis Bencana di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sejauh 5,120 km dari arah barat menuju timur dan 1,760 km dari arah utara ke selatan ekuator. Jumlah pulau yang berada di Indonesia sebanyak 13,667 (sumber lain ada yang menyebut 18,000) dengan 6000 pulau yang dihuni. Dengan total luasan 1,919,317 km2, Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya
alam yang melimpah. Dari mulai sumber daya tambang, sumber hayati sampai dengan sumber daya kemaritiman. Indonesia tercatat sebagai negara kedua setelah Brazil pada urutan kekayaan biodiversity. Melimpahnya sumberdaya alam yang ada di Indonesia tidak terlepas dari letak geografis negara ini. Terletak di antara 3 lempeng aktif membuat Indonesia melimpah
dengan barang tambang seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Selain itu, ratusan pegunungan hasil dari proses pergerakan lempeng ini juga membuat Indonesia memiliki luasan tanah subur yang luas dan merupakan modal pertanian yang sangat produktif. Selain potensi diatas, negara Indonesia juga tidak terlepas dari kejadian bencana. Data menunjukan bahwa jumlah kejadian bencana pada satu
dekade terakhir ini tergolong tinggi (gambar 1). Berbagai kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi. 1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. Selama kurun waktu 15 tahun terakhir, Indonesia menjadi sorotan berita global karena bencana alamnya yang dahsyat yang mengakibatkan kematian ratusan ribu orang dan rusaknya berbagai infrastruktur yang berdampak pada kerugian ekonomi yang besar. Tsunami aceh tahun 2004, gempa Yogyakarta tahun 2006, erupsi Gunung Merapi tahun 2010, erupsi Gunung Kelud tahun 2014 dan yang terakhir erupsi gunung Sinabung yang masih berlangsung sampai dengan hari ini merupakan beberapa contoh kejadian bencana di Indonesia. 2) Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. Setidaknya lebih dari 100 titik kekeringan dan banjir pada setiap tahunnya terjadi di Indonesia. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu. Hal ini diperparah dengan data yang menunjukan bahwa 120 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang merupakan daerah rawan multi bencana.
Indonesia sebagai salah satu negara kepulauan di dunia mempunyai beberapa letak yang strategis, diantaranya letak geologis, geografis, dan letak astonomis. Secara geologis Indonesia terletak di pertemuan tiga lempang dunia yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan pasifikLempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas Pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan lempeng Pasifik di utara Papua dan Maluku Utara.
Sedangkan letak astronomis Indonesiayang berada pada 950 BT – 1410 Bt dan 60
LU – 110 LS berakibat pada penyinaran sinar matahari dan curah hujan sepanjang tahun. Selebihnya, berdasarkan letak geografis Indonesia terletak diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia dan diantara benua Asia dan benua Australia.
Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak geografisdiatas, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ). Adapun bencana alam alam (natural disaster) yang sering terjadi di Indonesia adalah :
a. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya pelepasan energi secara tiba-tiba. Pelepasan energi ini dipicu oleh pergerakan lempeng bumi. Pergerakan tersebut dibedakan menjadi 3 pergerakan yaitu: 57
1) Divergen
Lempeng divergen merupakan keadaan dimana suatu lempeng akan bergerak saling menjauhi, sehingga pada pusat pergerakan lempeng akan terbentuk lapisan astenosfer yang baru dan menyebabkan makin meluasnya area dari lempeng tersebut. Zona yang terbentuk akibat kejadian lempeng divergen, yaitu:
a) Zona divergen antara lempeng-lempeng pada lantai dasar samudera.
b) Zona divergen antara dua lempeng benua.
Daerah-daerah yang terletak di daerahini berpotensi mengalami bencana gempa.Gempa bumi terjadi diawali dengan akumulasi stress disekitar batas lempeng, sehingga aktiitas gempa banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat tabrakan lempeng berada di sekitar batas lempeng, akibatnya bisa sampai jauh sampai beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada pelimpahan stress di kerak bumi, sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan lempeng. Kasus sesar Sumatera umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress tabrakan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis batas. Kemiringan ini menyebabkan timbulnya sesar Sumatra
dimana konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa terjadi di daerah ini.
Sebagian dari gempa tersebut menimbulkan bencana, bergantung pada beberapa hal (BNPB, 2010):
a) Skala atau magnitude gempa
b) Durasi dan kekuatan getaran
c) Jarak sumber gempa terhadap perkotaan
d) Kedalaman sumber gempa
e) Kualitas tanah dan bangunan
2) Konvergen
Pergerakan lempeng konvergen yaitu gerakan yang merepresentasikan sebuah pergerakan lempeng-lempeng yang saling mendekat, bahkan bertumbukan. Pertemuan lempeng-
lempeng tersebut antara lain :
a) Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.
b) Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
Gambar 10. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng samudera.
c) Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.
b. Erupsi gunungapi
Erupsi gunungapi disebabkan oleh pergerakan lempeng onvergen. Secara spesifik pergerakan lempeng yang menyebabkan terbentuknya gunungapi adalah aktivitas penunjaman atau dikenal
dengan istilah subduction. Zone ini menjadi tempat tumbuhnya berbagai jenis gunungapi di seluruh dunia atau disebut sebagai ring of fire (gambar 3)
Berdasarkan peta tersebut, Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah gunung api terbanyak di dunia. Dengan jumlah ini, Indonesia memiliki frekuensi kejadian erupsi yang tinggi. Adapun jenis bahaya dari erupsi gunung api diantaranya (gambar 4) (BNPB, 2010):
1) Gempa vulkanik (volcanic earthquake)
Jenis bahaya ini disebabkan oleh aktivitas magma hasil pergerakan lempeng, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi.
2) Lava (lava)
Lava merupakan cairan magma yang mengalir dari dalam bumi ke permukaan melalui kawah
3) Gas vulkanik (volcanic gas)
Gas vulkanik dikeluarkan pada saat gunung api meletus. Gas ini antara lain CO2, H2S, SO2 dan NO2. Gas vulkanik berbahaya jika sampai dihirup oleh manusia
4) Lahar
Lahar adalah sebuah terminologi yang berasal dari Indonesia yang berarti lava yang telah bercampur batuan, air dan material lainnya yang mengalir pada aliran sungai yang berhulu di gunung api. Lahar akan mengalir dengan cepat jika terdorong air hujan di puncak gunung api dan disebut sebagai lahar hujan. Tipe lahar kedua adalah lahar yang terjadi sesaat setelah gunung meletus yang bersifat panas yang sering disebut sebagai lahar panas.
5) Hujan abu (volcanic ash falls)
Hujan abu merupakan material yang sangat halus akibat semburan letusan gunung api. Materialnya mengandung banyak unsur-unsur kimia yang berbahaya baik bagi pertanian maupun kesehatan.
6) Tephra falls
Berbagai macam batuan yang terlempar saat erupsi merupakan hasil dari tipe bahaya. Tephra dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran materialnya, dapat berupa boms, lapili dan abu vulkanik
7) Longsoran (slides)
Tipe bahaya longsoran dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran pada bagian dome dan longsoran pada bagian material tertumpuk di lereng-lereng kaki.
8) Awan panas
Awan panas adalah hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Arah dan kecepatan awan panas dipengaruhi oleh besarnya kekuatan letusan dan arah dan kcapatan angin.
c. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu: pelabuhan, name: gelombang. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang yang merusak terutama wilayah pelabuhan-pelabuhan karena faktor jarak yang dekat dari laut. Dalam perkembangannya kerusakan tsunami tidak hanya sebatas pada kerusakan pelabuhan saja. Gelombang pasang yang sangat besar ini terjadi akibat dari beberapa peristiwa alam misalnya gempa bumi besar, gunung api meletus,longsor tanah ataupun jatuhnya meteor. Tsunami yang terjadi di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh gempa-gempa tektonik di sepanjang daerah subduksi dan daerah lempeng yang relative aktif. Dari hasil dokumentasi yang ada tsunami di Indonesia selama kurun waktu 1600 – 2000 terdapat 105 kejadian tsunami, 90 % disebabkan oleh gempa tektonik, 9 % letusan gunung api, dan 1 % longsor tanah (BNPB).
d. Tanah longsor
Menurut pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi, tanah Longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan ,bahan rombakan,tanah atau material campuran yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Longsor atau gerakan tanah merupakan salah satu bencana geologis yang disebabkan oleh peristiwa alam atau perilaku manusia. Peristiwa alam yang menyebabkan longsor antara lain: keadaan topografi yang bervariasi, curah hujan tinggi, jenis tanah, tutupan lahan oleh vegetasi, dan getaran yang disebabkan gempa bumi, gunung meletus dan ledakan lainnya. Sedangkan perilaku manusia antara lain: penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan kesesuain lahannya, sistem pertanian yang
tidak searah garis kontur, sistem drainase yang tidak baik, pemotongan tebing pada lereng terjal dan penimbunan tanah urug. Jenis longsor tanah (BNPB):
1) Longsoran Translasi
Longsoran translasi merupakan gerakan massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau bergelombang-landai.
2) Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir cekung
3) Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata.
4) Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejumlah besar batuan bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas dan terjadi pada lereng yang
5) Rayapan Tanah
Rayapan Tanah merupakan jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus dan bergerak hampir tidak dapat dikenali.
6) Aliran Bahan Rombakan
Aliran bahan rombakanni terjadi ketika massa tanah bergera di dorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah danmampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempatbisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.
e. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat (UU Penanggulan Bencana no 24, 2007). Menurut ahli hidrologi banjir yang terjadi di indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis, antara lain; 1) banjir karena sungainya meluap (banjir yang terjadi akibat dari sungai yang tidak mampu lagi menampung aliran air akibat dari tinggi debit air yang sudah melebihi kapasitas sungai); 2) banjir lokal (banjir ini terjadi akibat air yang berlebihan pada suatu tempat dan berdampak pada luapan di daerah yang sama; 3) Banjir akibat pasang surut air laut/banjir rob (Banjir ini dipengaruhi oleh
gerakan air laut
2. Persebaran Bencana di Indonesia
a. Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa, daerah- daerah tersebut antara lain adalah:
1) Sepanjang pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa
2) Daerah sebelah barat Pulau Sumatera dan sebelah selatan Pulau Jawa
3) Daerah kepulauan Nusa Tenggara dan Pulau Bali
4) Pulau Sulawesi dan Maluku
5) Irian bagian utara 64
Untuk wilayah pembagian daerah aktifitas gempa berdasarkan sejarah gempa yang pernah terjadi antara lain sebagai berikut :
1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8, meliputi Halmahera dan pantai utara Papua
2) Daerah aktif. Magnitude 8 mungkin terjadi dan magnitude 7 sering terjadi, meliputi lepas Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara dan Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 mungkin terjadi, meliputi pantai barat Sumatra, kepulauan Suna dan Sulteng.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari tujuh bisa terjadi.Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara dan Kalimatan bagian timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 jarang terjadi. Yaitu di daerah pantai timur Sumatra dan Kalimantan tengah.
6) Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian dan Kalimantan bagian barat.
b. Gunung api
Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur Ring of Fire. Jumlah gunung api aktif sampai pada saat ini berjumlah 129 gunung. Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 tahun terakhir sejumlah 70 gunung. Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 gunung, Jawa : 35 gunung, Bali dan Nusa Tenggara: 30 gunung, Maluku : 16 gunung , Sulawesi : 18 gunung 65
Berdasarkan peta di atas dapat diketahui sebaran gunung api di Indonesia. Berikut akan disajikan lebih rinci daerah bencana gunung api per kota (BNPB):
1) Ternate, sumber ancamannya adalah Gunung Gamalama
2) Bitung, Sulawesi Utara, sSumber ancamannya adalah Gunung Tangkoko
3) Kotamobagu, Sulawesi Utara, sumber ancamannya adalah Gunung Ambang
4) Cimahi, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Tangkuban Parahu
5) Garut, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Guntur, Papandayan dan Galunggung
6) Bogor, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
7) Manado, Sulawesi Utara, sumber ancamannya adalah Gunung Mahawu, lakon_Empung
8) Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, sumber ancamannya adalah Gunung Dempo
9) Sukabumi, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede dan Salak
10) Batu, Jawa Timur, sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Welirang, Kelud
11) Payakumbuh, Sumatera Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
12) Bukittinggi, Sumatera Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Marapi
13) Boyolali, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
14) Bandung, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung angTkuban Parahu
15) Tasikmalaya, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Galunggung
16) Cianjur, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Gede
17) Magelang, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Sumbing dan Merapi
18) Sleman, Yogyakarta, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
19) Malang, Jawa Timur, sumber ancamannya adalah Gunung Arjuno-Walirang
20) Purwokerto, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Slamet
21) Salatiga, Jawa Tengah, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
. 22) Cirebon, Jawa Barat, sumber ancamannya adalah Gunung Ciremai
23) Yogyakarta, sumber ancamannya adalah Gunung Merapi
c. Tanah Longsor
Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di dunia dalam hal jumlah kejadian longsor (ILC, 2004).
Tabel 2.Longsor Di Dunia (sumber ILC, 2004) 67
Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan terhadap bencana tanah longsor. Dalam kurun waktu antara tahun 1990-2005 kejadian longsor telah menyebabkan korban jiwa sejumlah 1000 orang. Kejadian yang sangat ekstrim terjadi pada bulan Januari tahun 2006 yang menyebabkan 142 orang meninggal dan 182 rumah rusak total. Di Sumatralongsor terdapat di Sumatra Barat dan Sumatra Utara, sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalimantan Barat.
d. Banjir
Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan dataran tinggi. Secara umum daerah yang mengalami banjir dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Sumatra, wilayah rawan banjir banjir pulau Sumatera : sepanjang pesisir pantai utara mulai dari Propinsi Daerah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Jambi hingga propinsi Sumatera Selatan dan Lampung.
2) Jawa, wilayah rawan banjir banjir pulau Jawa : Jawa Barat , wilayah pantai utara Jawa Cilegon, Tangerang sebagian Kota Bandung dan Cimahi adalah daerah yang secara alami rawan
banjir. Jawa Tengah dan Jawa Timur , tersebar pada pantai Utara yang sebagian besar masuk dalam wilayah DAS Bengawan Solo. Wilayah pantai Utara sepanjang pantai Utara :Cirebon, Brebes, Tegal hingga Pekalongan., Kota Semarang, Demak, Pati Kudus hingga Rembang. Daerah lain yang masih terpengaruh oleh aliran DAS Bengawan Solo juga merupakan daerah rawan banjir, seperti Sragen, Ngawi, Cepu, Bojonegoro, Lamongan, Kpta surabaya, Sidoarjo, Monjokerto, dan Pasuruan.
3) Khusus DKI Jakarta, banjir di Jakarta terjadi lebih dari separuh wilayahnya khususnya wilayah Jakarta Utara. Beberapa sungai dari wilayah Bogor bermuara ke Jakarta seperti sungai Cisadane dan Ciliwung
4) Kalimantan, rawan banjir di propinsi Kalimantan Tengah ( sepanjang Sungai Barito dan Kapuas meliputi kabupaten seperti Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, KotaWaringin Barat dan Timur, Lamandau, Murung Raya, Palangkaraya, Pulau Pisau, Seruyan, dan Sukamara).Kalimantan Barat meliputi Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Menpawah dan Kota Pontianak. Sedangkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan timur relatif sedikit.
5) Sulawesi, wilayah banjir yang terjadi di Sulawesi :
Provinsi Gorontalo ( Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo ), Propinsi Sulawesi Utara ( Minahasa ), Propinsi Sulawesi Selatan ( Baru, Bone, Gowa, Luwu, Mamuju, Maros, dan Kota Makasar ), Propinsi Sulawesi Tenggara (Aopa Watumohae dan sepanjang danau Towuti), Propinsi Sulawesi Tengah ( Banggai dan Banggai kepulauan) 6) Kepulauan Maluku dan sekitarnya, rawan banjir di kepulauan Maluku : Pulau Morotai, Pulau Halmahera, P Obi dan pulau Sula. Di Provinsi Maluku Utara hingga pulau Yamdena selatan dan kepulauan Aru Propinsi Maluku.
7) Papua, potensi banjir di wilayah Papua menyebar merata di sepanjang pantai utara dan selatan pulau Papua. Wilayah rawan banjirnya antara lain di Salawati, kota Sorong, Teminabuan dan Bintuni, Kota Nabire, Asori. oleh wilayah DAS Membramo, khususnya sepanjang sungai Idenburg dan sungai Tariku, kota Timika, Agats, Birufu dan daerah sekitar wilayah DAS Sungai Baliem merupakan daerah yang secara alami berpotensi banjir.
e. Tsunami
Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari kejadian gempabumi. Melalui peta dibawah ini, wilayah Indonesia bagian selatan seperti Jawa bagan selatan, Sumatra bagian barat dan Sulawesi merupakan wilayah yang rawan akan bencana tsunami. Selain itu, kondisi
topografi pantai yang relative datar juga menjadi faktor kerawanan terhadap bencana tsunami.
Gambar 15. Peta Daerah Rawan Bencana Tsunami Di Indonesia
D. Uraian Kegiatan/Aktivitas Pembelajaran
1. Cermati materi modul di atas
2. Diskusikan dalam kelompok ( satu kelompok terdiri dari 4-5 orang ) tentang persoalan yang terdapat di tabel di bawah ini (masing-masing kelompok mengisi tabel)
3. Pergunakan pendekatan saintifik dalam mengkaji permasalahan
4. Persentasikan hasil diskusi di hadapan teman dan kelompok lain
5. Berikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain
E. Evaluasi kegiatan belajar
1. Jelaskan mengapa sistem patahan aktif di Indonesia menyebabkan rawan bencana gempa bumi.
2. Bali merupakan pulau dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana tsunami. Jelaskan faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
3. Jelaskan mengapa Bandung dapat terjadi banjir padahal merupakan dataran tinggi
4. Mengapa ring of fire Indonesia menjadi penyebab bencana vulkanik
F. Rangkuman
Berbagai kejadian bencana di Indonesia dilatarbelakangi setidaknya oleh 4 kondisi. 1) kondisi geologis; terletak diantara 3 pergerakan lempeng aktif didunia membuat Indonesia selalu berhadapan dengan bencana gempa bumi, erupsi gunung api, dan tsunami. 2) Kondisi klimatologis yang cenderung tidak normal pada dekade terakhir ini berupa ekstrim basah dan kering, telah menyebabkan berbagai dampak bencana diantaranya bencana banjir dan kekeringan. 3) kondisi geomorfologis; konfigurasi relief dari mulai pegunungan sampai dengan dataran pantai membuat Indonesia rentan terhadap bencana longsor sampai dengan bencana banjir. 4) kondisi sosial; jumlah penduduk yang tidak merata menyebabkan penduduk terkonsentrasi pada suatu wilatah tertentu.
Berdasarkan uraian posisi letak geologis, letak astronomis dan letak geografis, menyebabkan Indonesia banyak terlanda bencana dan terkenal sebagai Disaster Country ( negara yang penuh dengan bencana ).Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng (daerah subduction) sehingga daerah yang dekat dengan zona subduction tersebut rawan gempa. Indonesia banyak mempunyai gunung berapi karena berada di jalur Ring of Fire. Faktor-faktor pemicu kejadian longsor banyak ditemukan di Indonesia sehingga membuat Indonesia menjadi negara no. 2 di dunia dalam hal jumlah kejadian longsor. Wilayah sebaran banjir di Indonesia terdapat di daerah yang relatif datar, baik dataran rendah , pesisir, daerah dataran banjir sungai, dan dataran tinggi. Kejadian tsunami di Indonesia sebagian besar terjadi akibat dari kejadian gempabumi.
G.Umpan balik dan tindak lanjut
Sebagai balikan silahkan anda melakukan penilaian diri, berapa persen anda menguasai materi yang telah anda pelajari. Sebagai tindak lanjut, perkaya wawasan anda dengan membaca beberapa artikel jurnal terkait dengan persebaran bencana alam di Indonesia.
0 Response to "Kegiatan Belajar 4. Bencana Alam dan Sebaran Daerah Rawan Bencana Di Indonesia"
Posting Komentar